E ra D i srupsi 2 025 ini adalah tahun terpesat dimana dunia A rtificial I ntelligence berkembang pesat, dimana pengerjaan kode sudah terlampaui oleh sistem kecerdasan buatan ini, semua aspek komprehensif didalam dunia programming seperti syntax itu sudah terkuasai oleh data, sehingga memungkinkan penggunanya untuk cukup memerintahkan penulisan kode yang begitu sederhana. Namun, di lain waktu, cara orang untuk mempelajari bahasa pemrograman pun akan terlihat lebih sederhana karena bantuan alat kecerdasan buatan, AI .
OpenVPN
OpenVPN adalah satu layanan VPN tunneling yang cukup terkenal.
Koneksi OpenVPN dikunci ( dienkripsi ) hingga identitas komputer kita tidak akan muncul di Internet, namun digantikan dengan identitas server OpenVPN yang kita pakai.
OpenVPN dapat mentunnel seluruh koneksi paket TCP, ICMP, UDP, semuanya. Sebagai contohnya kita memakai koneksi OpenVPN dan ingin membuka Google.com, maka otomatis server OpenVPN yang kita pakai akan mengkoneksikan dulu ke server DNS dengan port 53 memakai koneksi UDP.
Ada pula kita ingin mengkoneksikan ke server NTP ( Network Time Protocol ) untuk sinkron waktu di OS. NTP menggunakan port 123 dengan paket UDP.
Dan contohnya banyak lagi...
Kebingungan apa itu TCP, apa itu UDP? Tunggu pembahasan tentang paket internet ya 😀
Semenjak cipher ( pengunci ) OpenVPN itu dipercaya lumayan kuat, sehingga proses pengiriman data lebih ribet. Cipher adalah algoritma pengunci dan pembuka ketika data koneksi internet dikirim dan diterima. Ketika paket dikirim, maka paket tersebut haruslah dikunci ( Diencrypt/Dienkripsi ) dulu, dan penerima paket itu harus punya kunci untuk membukanya yang disebut Decrypter.
Semenjak cipher ( pengunci ) OpenVPN itu dipercaya lumayan kuat, sehingga proses pengiriman data lebih ribet. Cipher adalah algoritma pengunci dan pembuka ketika data koneksi internet dikirim dan diterima. Ketika paket dikirim, maka paket tersebut haruslah dikunci ( Diencrypt/Dienkripsi ) dulu, dan penerima paket itu harus punya kunci untuk membukanya yang disebut Decrypter.
SSH Tunneling
SSH mendukung fitur tunneling hanya untuk paket TCP dan UDP saja. Untuk itu kita harus tahu port mana saja yang memakai koneksi TCP dan mana port dengan koneksi UDP, yakni bisa dibaca di Wikipedia :![]() |
" List of TCP and UDP Port Numbers " https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_TCP_and_UDP_port_numbers |
Gambar diatas adalah port TCP dan UDP yang bisa dikonekkan lewat SSH Tunneling. Kita juga memakai port web ( Port 80 ) di kehidupan sehari hari, kita juga memakai port DNS ( Port 53 ) untuk menanyakan IP address situs tujuan.
Tapi, SSH tidak support koneksi selain UDP dan TCP, contohnya paket ICMP dengan alat PING. Ping adalah alat untuk menguji koneksi apakah server yang dituju itu masih hidup atau tidak. Ping memakai koneksi ICMP dan sedangkan SSH tidak support paket ICMP. Ini contoh ping dengan SSH Tunneling yang saya lakukan di Komputer sendiri :

Terlihat disana? Tak ada response dari Google.com sama sekali. 100% packet ICMP loss, tidak ada yang terkirim. Namun OpenVPN tidak seperti SSH yang bisa konek ke TCP/UDP saja, melainkan seluruh jenis paketpun bisa dikirim oleh koneksi OpenVPN, termasuk ICMP di alat ping :

Server Google merespon juga, ini artinya OpenVPN dapat mengirim paket ICMP ke server Google. 😁
Sekarang sudah terlihat bahwa :
- OpenVPN dapat mentunnel seluruh koneksi, namun SSH hanya bisa konek dengan paket TCP dan UDP saja.
- Dikarenakan OpenVPN punya Cipher yang kuat, maka proses pengiriman dan penerimaan data internetnya pun akan lebih lama, sehingga kecepatan/speed akan lebih lambat.
- SSH punya keamanan yang tidak terlalu kuat dalam tunneling, namun tidak berarti bahwa SSH itu tidak punya pengaman yang kuat.
- SSH Tunneling lebih sering digunakan untuk berselanca dan streaming online.
- Koneksi VPN terkadang lebih sering digunakan para aktivis Hacker.
- Namun tidak berarti bahwa OpenVPN harus selalu digunakan dalam aktivitas hacking, berselancar juga bisa bila ingin identitas lebih aman.
